Previous Next

Wednesday, December 15, 2010

ekosistem Estuary

Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang laut.  Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada di .  Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu.  Hanya dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur salinitas perairan tersebut. Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.

 

Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan tumbuhan.  Pada daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove.  Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini lah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini. (saya akan mencoba mengurai Ekosistem mangrove pada artikel yang lain).

 

 

 

Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas.  Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut.  Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton.  Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary.  Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna).  Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.  

 

 

Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin,  fungsi estuary bukan hanya sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya.  Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.

Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan.  Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah hunian penduduk,  daerah estuary umumnya di jadikan daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini yang benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary).  Limbah cair ini mengandung banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya.  Dalam kisaran yang dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih bersih.  Inipun dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih bersih dan mentralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary tersebut.

Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan sebagai lahan budidaya bagi ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.

Daerah Estuary adalah daerah peralihan antara laut dan sungai dengan salinitas yang lebih rendah dari laut dan sedikit lebih tinggi dari perairan tawar. Pada zona perralihan ini lah terjadi percampuran antara air laut dan air sengai.  Pola percampuran ini sangat di pengaruhi oleh topografi dari pantai itu sendiri dan sudah barang tentu pola percampurannya memberikan stratifikasi yang berbeda pula terhadap estuary itu sendiri.  Bentukan estuary itu sendiri dapat terjadi dalam dua pola bentukan.  Bentukan yang pertama adalah bentukan asli yang merupakan bentukan dari pola topografi yang secara alami terjadi pertemuan antara air laut dan air tawar. Namun pola bentukan ini amat sangat umum bahkan menyatukan pengkategorian estuary pada daerah pertemuan antara laut dan sungai serta daerah tanpa adanya aliran sungai namun terdapat sumbar air tawar seperti pada daerah-daerah basah (wetland) dan kawasan lainnya.  Bentukan yang kedua adalah bentukan dengan model sirkulasi air laut dan air sungai. Bentukan ini sangat di berkaitan dengan pola pasang surut, arus air sungai dan arus pantai, topografi dan kedalaman dari perairan itu sendiri. 

 

Dari pola percampuran air laut, kita dapat mengenal secara umum 3 model estuary yang terbentuk, dengan catatan ini pun sangat di pengaruhi oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai.

Pola percampuran yang pertama adalah pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary).  Pola ini di tandai dengan desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi pertemuan antara air sungai dan air laut.  Kita akan mudah membedakan salinitas air dari estuary ini yang sangat berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah di banding lapisan bawah yang lebih tinggi.

Pola kedua adalah Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary). Pola ini di tandai dengan bercampur secara merata antara air laut dan air tawar hingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, namun stratifikasinya dapat secara horizontal yang derajad salinitynya akan meningkat pada daerah dekat laut.

Pola yang ketiga adalah percampuran antara pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau dikenal dengan pola pola percampuran tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat tergantung desakan air sungai dan air laut.  Pada pola ini terjadi percampuran air laut yang tidak merata hingga hampir tidak terbentuk stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara vertical.

Diantara ketiga pola di atas,  pada beberapa daerah estuary yang mempunyai topografi unik, kadang terjadi pola tersendiri yang lebih unik.  Pola ini cenderung ada jika pada daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuary.  Adanya semacam tonjolan permukaan yang mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar perairan hingga, terjadi stratifikasi salinitas secara vertical.  Pola ini menghambat turbulensi dasar yang hingga salionitas dasar perairan cenderung tetap dengan salinitas yang lebih tinggi.

0 komentar:

Post a Comment