Previous Next

Monday, November 7, 2011

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT (EVOLUSI)

Media ini dapat digunakan dalam pembelajaran biologi tentang teori evolusi.

Materi yang kami buat berdasarkan SK dan KD:

Standar Kompetensi :
Memahami teori evolusi serta implikasinya pada
salingtemas.

Kompetensi Dasar :
Menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi
biologi
Mendeskripsikan kecenderungan baru tentang
teori evolusi.

untuk mengunduh media, silahkan buka disini

Tuesday, September 27, 2011


Video Media Pembelajaran ITC

Thursday, September 22, 2011

REPRODUKSI SEL: MITOSIS DAN MEIOSIS

I. TUJUAN

  1. Mengetahui dan mengamati tahapan mitosis pada akar bawang Bombay (Allium cepa).
  2. Mengetahui dan mengamati tahapan meiosis pada katak (Rana sp.).
  3. Mengetahui perbedaan pembelahan secara mitosis dan pembelahan secara meiosis.

II. TEORI

Sel dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu eukariot dan prokariot. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya membran inti yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki membran inti dan eukariot memiliki membran inti. Semua sel hewan dan tumbuhan adalah eukariot dan bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah prokariot (Stafferton J. 2007: 203). Perbandingan secara menyeluruh lihat tabel 1.

Organisme prokariot tidak mengalami pembelahan sel berupa mitosis atupun meiosis, ia hanya mengalami pembelahan sel berupa amitosis, salah satu contohnya adalah pembelahan biner. Organisme eukariot mengalami pembelahan sel secara mitosis pada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya (Joseph S.W. & Rollins D.M. 2000:6).

Organisme eukariot membutuhkan kemampuan untuk dapat tumbuh, dan proses ini dapat terjadi melalui pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang merupakan hasil dari satu atau komponen lain saja, tetapi sering terjadi juga bahwa pertumbuhan sel dan perkembangan sel tergabung dalam satu proses yang dinamakan siklus sel (Koning, R.E. 1994:2).

Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S= sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang mengalami berkondensasi (Alberts, B. dkk. 2002:2).

Kebanyakan sel membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menggandakan massa protein dan organel-organelnya daripada untuk mereplikasi DNA dan mengalami pembelahan. fase G adalah fase yang didalamnya terjadi proses-proses diatas. Fase G dibagi menjadi dua, yaitu fase G1 yang terjadi diantara fase M dan fase S dan fase G2 yang terjadi diantara fase S dan mitosis. Jadi, eukariotik mengalami siklus sel yang dibagi menjadi empat fase, yaitu G1, S, G2 dan M (gambar 1). Gabungan dari fase G1, S dan G2 merupakan interfase. Pada sel manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah mitosis. (Alberts, B. dkk. 2002:3).

Kedua fase G memberikan waktu untuk sel memonitoring lingkungan luar dan dalam, untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya tersebut sesuai dan persiapan telah selesai sebelum sel tersebut memutuskan untuk memasuki fase S dan melakukan mitosis. Fase G1 sangat berperan dalam hal tersebut. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam fase ini bisa sangat lama tergantung dari kondisi luar dan sinyal ekstra selular dari sel lain. Jika kondisi luar sel buruk, maka sel dapat menunda kelangsungan fase G1 dan masuk kedalam fase istirahat yang disebut sebagai fase G0. Fase G0 dapat menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun sebelum melanjutkan proliferasi. Pada kenyataanya sel menghabiskan waktu terlama di fase G0 sampai sel atau organisme tersebut mati. (Alberts, B. dkk. 2002:3).

Fase mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis. Mitosis terbagi menjadi empat fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase, lihat gambar 2 (Koning, R.E. 1994:6; Benson H. J. dkk. 1996:27; Farabee M.J. 2000:9).

Pada profase yang terjadi di mitosis, membran nukleus menghilang, kromosom terlihat dan setiap sentriol di sentrosom bergerak menuju kutub berlawanan dan menjadi aster. Setiap aster terdiri dari sentriol dan mikrotubulus. Pada profase akhir beberapa mikrotubulus membentuk benang-benang spindel. Sepanjang profase, kromosom mengalami penebalan dan pemendekan, kromosom mengalami penggandaan yang terdiri dari kromatid dan sister kromatid. Penggandaan tersebut merupakan hasil replikasi DNA pada interfase lihat gambar (Koning, R. E. 1994:5; Benson H. J. dkk. 1996:28).

Setelah mengalami penebalan, kromosom akan tersusun di bidang ekuator dan terikat pada mikrotubulus yang terletak di kedua kutub, saat ini disebut dengan metafase. Salah satu kromatid dari setiap kromosom terpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan, hal ini terjadi pada anafase (Benson H. J. dkk. 1996:28). Selanjutnya sel akan mengalami telofase yang ditandai oleh adanya kromosom yang telah berada di kutubnya masing-masing, kemudian kromosom tersebut mulai terurai menjadi kromatin. Kariokinesis atau pembelahan inti akan terjadi setelah plasma membran mulai terbentuk. Setelah mengalami kariokinesis, sel tersebut akan mengalami sitokinesis yang ditandai dengan pembentukan cleavage furrow pada hewan (gambar 3) dan cell plate pada tumbuhan (gambar 4).

Tujuan dari pembelahan mitosis adalah regenerasi dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, karena mitosis menghasilkan sel anak yang identik (Benson H. J. dkk. 1996:28).

Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nukleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda dengan induknya. (Farabee M.J 2000:1)

Terjadi dua jenis pembelahan pada meiosis, yaitu pembelahan reduksi (meiosis 1) dan pembelahan sel (meiosis 2). meiosis 2 melakukan pembelahan sel layaknya mitosis, karena itulah perbedaan antara mitosis dan meiosis lebih terlihat pada meiosis 1, lihat gambar 5 (Cooper G. M 2000:5)

Meiosis I:

  1. Profase 1

Profase 1 memiliki kejadian unik, yaitu sinapsis. Sinapsis adalah suatu proses penghubungan kromosom yang telah tereplikasi. Hasil dari sinapsis tersebut adalah kromosom tetrad yang terdiri dari dua kromatid dari setiap kromosom. Crossing Over sering terjadi pada saat sinapsis. Selama Crossing over, kromatid akan patah dan menempel pada kromosom homolog yang berbeda. Adanya Crossing Over ditandai dengan struktur khusus berupa chiasma. Pada akhir profase I, kromosom homolog akan mulai terpisah, tetapi ia tetap menempel pada chiasmata. Kejadian-kejadian lain pada profase I(selain sinapsis dan crossing over) sama dengan profase pada mitosis, seperti kromatin yang terkondensasi menjadi kromosom, membran inti yang hilang dan terbentuknya spindle apparatus (Farabee M.J 2000:3).

  1. Metafase 1

Metafase I terjadi ketika tetrad berjajar di bidang ekuatorial dan benang-benang spindel menempel pada sentromer dari setiap pasangan kromosom yang homolog (Farabee M.J 2000:4).

  1. Anafase 1

Anafase I terjadi ketika tetrad terpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan dengan bantuan benang-benang spindel. Sentromer pada anafase 1 masih tetap utuh (Farabee M.J 2000:6).

  1. Telofase 1

Telofase 1 memiliki kesamaan dengan telofase mitosis, tetapi hanya satu set kromosom yang berada didalam sel anak. Membran inti baru mempunyai kemungkinan terbentuk atau tidak, hal tersebut tergantung pada jenis spesies. Beberapa sel hewan mempuyai kemungkinan untuk mengalami pemisahan sentriol pada tahap ini (Farabee M.J 2000:8).

Meiosis II memiliki kesamaan dengan tahapan pada mitosis. Perbedaan secara menyeluruh antara mitosis dan meiosis dapat dilihat pada tabel 2.

Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ line (2n). Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu (testes). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma (gambar 6). pembentukan sperma dimulai saat manusia memasuki tahap pubertas. Laki-laki dewasa normal dapat memproduksi 200.000.000 sperma per harinya. Setelah sperma terbentuk, maka ia akan bergerak ke epididimis dan mengalami pematangan (Farabee M.J 2000:12).

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di organ tertentu, yaitu ovarium. sel tumbuhan melakukan oogenesis secara mitosis pada gametofit. Jika spermatogenesis menghasilkan empat sel anak, maka oogenesis hanya menghasilkan satu sel anak (sel telur). Hal tersebut terjadi karena tiga badan polar yang dihasilkan tidak mengalami perkembangan (gambar 7). Ketika baru lahir, setiap wanita membawa simpanan oosit yang akan berkembang menjadi oosit sekunder dan akan dikeluarkan sebagai sel telur setiap bulannya sejak pubertas sampai menopause. (Farabee M.J 2000:15).

Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom.

  1. Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein non-histon, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot (Alberts, B. dkk. 2002:18).
  2. Kromatid adalah duplikat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer (Alberts, B. dkk. 2002:17)
  3. Sister chromatid adalah dua kromatid identik hasil proses duplikasi (Alberts, B. dkk. 2002:17)
  4. Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein.kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme (Alberts, B. dkk. 2002:19)
  5. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama (Campbell 2002:244)
  6. Kinetokor adalah protein yang terletak di sentromer tiap kromosom (Alberts, B. dkk. 2002:51)
  7. Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani yaitu Telos:ujung. Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA (Alberts, B. dkk. 2002:88).
  8. Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebgai kutub spindel selama proses mitosis (Alberts, B. dkk. 2002:17).

III. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA

A. ALAT

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop, gelas objek dan gelas penutup, silet, pinset, gelas arloji, pembakar spiritus korek dan kertas hisap/tisu.

B. BAHAN

Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akar umbi bawang Bombay (Alium sp.), pewarna asetokarmin, 1M HCL.

C. CARA KERJA

  1. HCL 1M sebanyak 1-2 mL ditempatkan di dalam gelas arloji
  2. Ujung akar bawang bombay sepanjang ± 5 mm dipotong dengan silet dan diletakkan di dalam gelas arloji yang telah berisi HCL 1M selama 2–3 menit.
  3. Ujung akar dipindahkan ke atas gelas objek dengan menggunakan pinset.
  4. Ujung akar dipotong dengan menggunakan silet menjadi potongan-potongan kecil.
  5. Sediaan diberikan pewarna asetokarmin sebanyak satu tetes.
  6. Gelas penutup diletakkan di atas sediaan.
  7. Sediaan dipanaskan dengan cara dilewatkan di atas pembakar spiritus.
  8. Sediaan ditutup dengan tisu
  9. Sediaan ditekan dengan ibu jari secara hati-hati
  10. Sediaan diamati di bawah mikroskop.

IV.PEMBAHASAN

A. MITOSIS

Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah tumbuhan, sebenarnya materi hewani dapat pula digunakan, tetapi karena alasan etika, maka tumbuhan lebih sering dipakai. Bagian tumbuhan yang ingin diamati harus mengandung jaringan meristematik. Ujung akar dan tunas adalah bahan yang paling sesuai untuk mengamati mitosis, sedangkan untuk mengamati meiosis anther yang lebih sesuai (Jurèák J. 1999:9).

Akar bawang mempunyai jumlah kromosom sedikit, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik. Waktu pemotongan akar merupakan faktor penting dalam melakukan pengamatan mitosis, karena pembelahan sel tidak terjadi spanjang hari, biasanya pagi hari mempunyai tingkat pembelahan sel tertinggi (Jurèák J. 1999:9).

Untuk memudahkan mengamati pembelahan sel, maka kromosom harus diberikan pewarnaan yang dapat mempejelas kehadiran kromosom tersebut. asetokarmin adalah salah satu pewarna yang sering digunakan karena mudah didapat, dan penyerapan warna yang lebih cepat. Golongan asam kuat seperti asam klorida (HCL) digunakan untuk melunakkan jaringan yang akan diamati (Jurèák J. 1999:9).

Setelah sediaan akar diberikan HCL dan asetokarmin, maka langkah berikutnya adalah melakukan proses fiksasi. Proses fiksasi merupakan proses yang bertujuan untuk menghentikan pembelahan sel, sehingga praktikan dapat mengamati berbagai tahapan mitosis (Jones & Rickards 1991:17; Jurèák J. 1999:12)

Praktikan dapat menemukan tiga tahapan mitosis pada sediaan akar, yaitu profase, anaphase dan telofase. Tahap profase menunjukkan kromosom yang terkondensasi dan membran inti tidak terlihat lagi. Tahap anafase menunjukkan salah satu kromatid dari setiap kromosom terpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Tahap telofase menunjukkan kromosom yang telah terurai menjadi kromatin dan adanya cell plate. Hasil pengamatan praktikan sesuai dengan literatur.

Tahap metafase tidak berhasil diamati oleh praktikan karena waktu fiksasi yang terlalu cepat, waktu pemotongan sediaan akar tidak tepat dan pemotongan sediaan akar tidak pada ujung akar yang masih aktif membelah (Jurèák J. 1999:13).

B. MEIOSIS

Praktikan mengamati tahapan meiosis pada Rana sp. Menggunakan preparat awetan. Penggunaan preparat awetan bertujuan untuk mempermudah pengamatan dan efisiensi waktu. Praktikan berhasil mengamati sebagian tahap profase 1. Proses spermatogenesis pada Rana sp. menunjukkan bahwa semakin kedalam, sel akan mengalami pematangan. Spermatogonia terletak dimembran basal, semakin kedalam terlihat spermatosit primer dan sekunder. Sel sertoli dapat di amati pada membran basal dan berbentuk tidak beraturan. Sperma Rana sp. berbeda dengan sperma manusia, bentuk kepala sperma Rana sp. seperti tanda koma.

V. KESIMPULAN

  1. Pembelahan mitosis dapat diamati dengan terlihatnya tahap profase, metafase, anafase dan telofase.
  2. Pembelahan meiosis dapat diamati dengan terlihatnya spermatogenesis pada Rana sp.
  3. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengamatan pada tahap telofase dan pembelahan meiosis menghasilkan empat sel anak pada proses pembentukan sperma. Sumber

Tuesday, September 20, 2011

Kepiting Bercapit Robot Dapat Menarik Betina

Kepiting bercapit robot pun ternyata dapat menarik lawan jenisnya. Hal itu diberitakan pada 13th Congress of The European Society for Evolutionary Biology. Peneliti mengganti capit kepiting dengan robot dan mencoba menarik perhatian betina.

Menurut penelitian, dengan melambaikan capit robotnya, kepiting betina akan lebih tertarik kepada pejantan. Peneliti mengevaluasi tentang bagaimana ukuran dan kecepatan dari lengan robot ini berpengaruh terhadap lingkungan sekitar, khususnya kegunaannya untuk berkembang biak.

Sophie Callander dari Australian National University mengungkapkan, "Saat ada betina datang, mereka langsung tertarik dengan warna kuning dari capit robot tersebut. Kami menggunakan capit yang dapat diatur secara sepenuhnya yang disebut dengan Robocrab."

Tiga Robocrab mengelilingi si betina untuk dapat mengukur perbedaan dari kecepatan lambaian dan ukuran capit yang dimiliki pejantan. Betina kemudian mendekati pejantan dengan capit terbesar serta tingkat gelombang lambaian yang lebih tinggi.

Selain untuk menarik perhatian, capit yang besar berfungsi untuk melindungi kerabatnya yang lebih kecil. "Hal itu terjadi karena dengan tingkat pertahanan yang lebih besar, maka tingkat keberhasilan perkawinan mereka pun akan semakin tinggi," jelas Callander.

Kepiting yang menjadi percobaan adalah jenis Uca mjoebergi yang hidup di Australia Utara. Para betina akan tertarik kepada pejantan yang menari dan memamerkan ketangguhan capit mereka. Lambaian capit pejantan akan menarik betina yang kemudian masuk ke liang pasir dan tinggal untuk kawin. (Sumber: BBC)

Wednesday, September 14, 2011

Sorgum Layak Menggantikan Beras


Tanaman sorgum layak dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif pangan lokal selain beras. Pengembangan tanaman ini dinilai mampu mencegah kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah. Dirjen Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan, sorgum adalah tanaman yang memiliki adaptasi luas dan tahan terhadap kekeringan. Tumbuhan ini, lanjutnya, mampu membantu Indonesia mengatasi masalah pangan seperti masalah musim kemarau serta masalah kekurangan stok beras yang selama ini terjadi di Indonesia. "Sorgum menunjang diversifikasi pangan dan mampu menjawab persoalan pangan khususnya saat musim kering," ungkap Gatot usai menjadi pembicara dalam seminar nasional Road Map Arah Kebijakan Mewujudkan Ketahanan dan Kedaulan Pangan Indonesia di UGM, Sabtu (10/9). Selama ini, pengembangan sorgum di Indonesia belum sebaik padi atau jagung, karena masih sedikit daerah yang memanfaatkannya. Daerah tersebut di antaranya NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta DIY. Untuk produksinya pun masih sedikit, kurang lebih 3-4,5 ton. "Hanya daerah tertentu seperti Sulawesi Selatan yang sudah bagus produksinya," tambahnya. Pengembangan sorgum juga masih terkendala masalah pengolahannya. Selama ini, pengolahan masih dilakukan sederhana yaitu dengan ditumbuk dan hanya menghasilkan tepung. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Ketua Kelompok Tani Girimaju Bantul DIY mengaku bingung untuk memasarkan sorgum bila ingin dikembangkan lebih serius.
"Sebenarnya tanaman ini bagus dikembangkan sebagai alternatif pangan lokal selain gandum. Sayangnya, saya tidak tau cara memasarkannya," paparnya. Gatot berharap, pengembangan sorgum ini layak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Lebih lagi bagi daerah dengan kondisi kering, tidak salahnya untuk mencoba melakukan pengembangan tanaman ini. Tanaman sorgum adalah jenis tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, kalsium, besi, serta fosfor. Selain dapat digunakan sebagai pengganti pangan, sorgum bisa digunakan sebagai bahan baku industri kertas, bahan baku pakan ternak, serta bahan baku media jamur merang. (Sumber)

Khasiat Melastoma candadum


Nama : Harendong atau Senggani (Melastoma candidum D. Don)

Sinonim : M. septemnervium, Lour, = M.affine D., Don, = M. malabathricum Auct. non., Linn., = M. polyanthum, Bl.

Familia : Melastomataccae

Nama Lokal :
Harendong (Sunda). kunceekng (dayak tunjung).; kluruk, senggani (Jawa).; Senduduk (Sumatera). kemanden (Madura).; Yeh mu tan (China). singapore rhododendron (Inggris).;

Uraian :
Senggani tumbuh liar pada tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang, atau di daerah obyek wisata sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini bisa ditemukan sampai ketinggian 1.650 m dpl. Perdu, tegak, tinggi 0,5 - 4 m, banyak bercabang, bersisik dan berambut. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan bersilang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, ujung lancip, pangkal membulat, tepi rata, permukaan berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar dengan 3 tulang daun yang melengkung, panjang 2 - 20 cm, lebar 0,75 - 8,5 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk keluar di ujung cabang berupa malai rata dengan jumlah bunga tiap malai 4 - 1 8, mahkota 5, warnanya ungu kemerahan. Buah masak akan merekah dan berbagi dalam beberapa bagian, warnanya ungu tua kemerahan. Biji kecil-kecil, warnanya cokelat. Buahnya dapat dimakan, sedangkan daun muda bisa dirnakan sebagai lalap atau disayur. Perbanyakan dengan biji.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun Senggani rasanya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun senggani mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, ; Keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan, wasir darah, ; Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong, ; Radang dinding pembuluh darah; pembekuan (tromboangitis);

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, buah, dan biji.

INDIKASI :
Senggani berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare,
- hepatitis,
- keputihan (leukorea), sariawan,
- darah haid berlebihan, perdarahan rahim diluar waktu haid,
- mimisan, berak darah (melena), wasir berdarah,
- radang dinding, pembuluh darah disertai pembekuan darah di dalam
salurannya (tromboangitis),
- air susu ibu (ASI) tidak lancar,
- keracunan singkong, mabuk minuman keras,
- busung air, dan
- bisul.

CARA PEMAKAIAN :
Akar sebanyak 30 - 60 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar atau yang telah dikeringkan digiling halus lalu dibubuhkan, pada luka bakar atau luka berdarah. Luka tersebut lalu dibalut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Keputihan
Daun senggani segar sebanyak 2 genggam, jahe, dan bengle masing-masing seukuran ibu jari dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Masukkan 3 gelas air dan 1 sendok makan cuka, lalu direbus sampai airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas.

CATATAN : Jahe dan bengle dapat diganti dengan 3 kuncup bunga cempaka dan 3 buah biji pinang yang tua.

2. Disentri basiler
Daun senggani dan aseman (Polygonum chinense), masing-masing bahan segar sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.

3. Sariawan, diare
Daun senggani muda sebanyak 2 lembar dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Daun tersebut kemudian dikunyah dengan sedikit garam, lalu airnya ditelan.

4. Diare
Daun senggani muda sebanyak 1 genggam, 5 g kulit buah manggis, dan 3 lembar daun sembung, semuanya bahan segar setelah dicuci lalu direbus dengan 1 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan sore.

5. Bisul
Daun senggani segar sebanyak 50 g direbus. Air rebusannya diminum, arnpasnya dilumatkan dan dibubuhkan pada bisul, lalu dibalut.

6. Menetralkan racun
Singkong Akar atau daun senggani sebanyak 60 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus.

7. Perdarahan rahim
Biji senggani sebanyak 15 g digongseng (goreng tanpa minyak) sampai hitam lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.(sumber)

Tuesday, September 13, 2011

Ayo "Beternak" Daging di Laboratorium


Kebanyakan manusia selalu berpikir bahwa satu-satunya cara memenuhi kebutuhan konsumsi daging adalah dengan memelihara ternak dan kemudian memotongnya sebelum dikonsumsi.

Namun tidak demikian dengan sekelompok ilmuwan yang minggu lalu menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Chalmers University of Technology dan European Science Foundation di Swedia.

Mereka mulai berpikir untuk memproduksi daging tanpa harus memelihara ternak tapi cukup membuat kultur jaringan alias "beternak" daging di laboratorium. Ini mungkin gagasan yang belum banyak dilirik.

Cara "beternak" ini mirip dengan cara menumbuhkan jaringan untuk keperluan penelitian. Sel bahan baku ternak diubah menjadi sel otot alias daging di cawan petri kemudian ditumbuhkan.

Tentu saja diupayakan agar daging yang berkembang nantinya memiliki nutrisi yang sama dengan daging yang diperoleh dengan cara konvensional. Caranya, dengan menambahkan nutrisi-nutrisi tertentu yang bersumber dari bahan lain.

Para ilmuwan mengungkapkan, "ternak" daging di lab ini memiliki beberapa keuntungan. Pertama, dari sudut pandang lingkungan, cara ini akan mengurangi emisi gas rumah kaca, penggunaan lahan dan konsumsi air.

Cara ini mungkin juga bisa diandalkan untuk mengatasi masalah etis dalam peternakan hewan yang selama ini ada, misalnya kandang yang terlalu padat dan cara pemotongan yang kurang etis, akibat besarnya permintaan konsumsi daging.

Dalam pertemuan minggu lalu, para ilmuwan berusaha mengajak pihak lain untuk fokus pada penelitian tentang cara menumbuhkan daging di lab.

"Kami mengundang semua stakeholder untuk berdiskusi menangani masalah ini dan menentukan arah ke depan. Saat ini, hanya ada sedikit saja penelitian di area daging kultur. Untuk maju ke depan, kita secara substansial harus meningkatkan jumlahnya," kata Jullie Gold, associate professor biofisika di Chalmers, seperti dikutip Science Daily.

Sebanyak 25 ilmuwan yang terdiri dari pakar lingkungan, bioetika, genetika, sel punca dan teknologi pangan telah sepakat untuk meningkatkan funding pada area penelitian ini. Mereka mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada alasan kuat untuk menentang rencana mengembangkan "ternak" daging ini.

Harapannya, ternak daging ini bisa menyejahterakan manusia dan hewan di masa mendatang. Karena salah satu tujuannya adalah berupaya agar ramah lingkungan, maka ilmuwan pun menaruh perhatian pada upaya melakukan kultur daging secara ramah lingkungan pula.

Misalnya dalam penyediaan nutrisi, para ilmuwan berusaha menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan tak bersumber dari hewan. Salah satu sumber nutrisi kuat adalah mikroorganisme fotosintetik alga hijau biru. Nah, kalau daging ini benar terwujud, maukah Anda mengkonsumsinya?
Sumber

Pusat Konservasi Primata Jawa Diresmikan


Konservasi Primata Jawa yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektar di jalur wisata Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, diresmikan, Selasa (13/9/2011). Peresmian dilakukan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Darori.

Kawasan tersebut sebelumnya termasuk lahan PHBM milik Perhutani dengan komoditas tanaman kopi. Kini lahannya dipakai untuk menampung enam set kandang luar dan dalam untuk primata yang dipersiapkan untuk lepas liar.

Menurut Darori, fasilitas ini diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam melindungi satwa nyaris punah yang kian menurun populasinya akibat perburuan manusia atau berkurangnya kawasan hutan. Fasilitas tersebut dibangun dengan kerja sama Aspinall Foundation yang bermarkas di Inggris.

Saat ini terdapat enam ekor owa jawa dan empat ekor lutung yang sedang dikonservasi. Kebanyakan merupakan hasil sitaan dari masyarakat. ”Lebih baik masyarakat menyerahkannya secara sukarela daripada nanti dipidana dengan ancaman penjara sepuluh tahun karena menyimpan hewan yang dilindungi,” kata Darori.(sumber)

Terumbu Karang Diperkirakan Musnah 30 Tahun ke Depan

Perubahan iklim, penyebaran zat kimia berbahaya di laut yang disertai oleh penangkapan ikan berlebih, pembangunan di kawasan pesisir pantai, dan juga polusi, akan menghancurkan terumbu karang setidaknya dalam waktu 30 tahun ke depan. Sebagai gambaran, bleaching, atau kasus memutihnya terumbu karang dari aslinya yang berwarna warni cerah akibat perubahan iklim yang terjadi di Samudera India pada tahun 1998 lalu telah menghancurkan 16 persen terumbu karang dunia dalam waktu beberapa pekan saja. “Kita telah menghapus banyak spesies dalam beberapa tahun belakangan. Namun kali ini, untuk pertama kalinya kita akan benar-benar mengeliminasi seluruh ekosistem,” sebut Peter Sale, ekolog kelautan dari United Nations University dalam bukunyaOur Dying Planet: An Ecologist’s View of the Crisis We Faceyang baru dipublikasikan. Meski hanya menguasai luas sebesar 0,1 persen dari seluruh kawasan samudera, namun terumbu karang merupakan bagian yang sangat penting karena keanekaragaman mereka yang sangat luar biasa, jauh lebih kaya dibandingkan dengan keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan. Sayangnya, terumbu karang juga sangat ringkih, dan sedikit pun perubahan yang terjadi di samudera akan menyebabkan ganggang yang merupakan makanan karang tersebut menjadi musnah. Dan meski ada mikroorganisme karang kecil yang mampu bertahan akibat kehancuran total terumbu karang, hilangnya terumbu karang seringkali menjadi sinyal akan timbulnya kejadian pemusnahan massal. “Hilangnya spesies yang saat ini terjadi dalam berbagai sisi sama dengan kejadian pemusnahan massal yang terjadi di masa lalu,” ucap Sale. (Sumber)

Media Pembelajaran berbasis IT

Untuk download bahan ajaran media pembelajaran berbasis IT, silahkan klik disini
Donload

Saturday, April 16, 2011

Thursday, March 10, 2011

Mariah Carey - O Holy Night Lyrics

O holy night the stars are brightly shining
It is the night of our dear savior’s birth
Long lay the world in sin and error pining
Till he appeared and the soul felt it’s worth

A thrill of hope, the weary world rejoices
For yonder breaks a new glorious morn
Fall on your knees
O hear the angels’ voices
O night divine
O night when christ was born
O night divine, o night
O night divine

A thrill of hope, the weary world rejoices
For yonder breaks a new and glorious morn
Fall on your knees
O hear the angels’ voices
O night divine
O night when christ was born
O night divine, o night
O night divine

powered by lirik lagu indonesia