Previous Next

Monday, May 17, 2010

REPTILIA

Reptil berasal dari bahasa Latin disebut Reptum yang berarti melata/merayap, dan menurut bahasa Yunani reptile = creptes. Reptil adalah sebuah kelompok dari hewan vertebrata. Reptil termasuk Tetrapoda sehingga memiliki 4 buah tungkai atau kaki, tetapi ada pula di antara anggota-anggotanya yang tungkainya mereduksi atau menghilang sama sekali. Reptil juga termasuk hewan amniota (hewan yang embrionya dikelilingi oleh membran amniotic). Reptil merupakan hewan berdarah dingin.

A. Ciri-ciri Reptil :
1. Tubuhnya tertutup oleh kulit bersisik dari zat tanduk yang berguna untuk menjaga agar cairan tubuhnya tidak kering.
2. Bernapas dengan paru-paru.
3. Alat gerak reptil yang hidup di air berupa sirip, sedangkan yang hidup di darat berupa kaki yang dilengkapi dengan cakar.
4. Bergerak merayap atau melata.
5. Termasuk hewan berdarah dingin.
6. Peredaran darahnya tertutup dan jantungnya terdiri 4 ruang.
7. Berkembang biak secara kawin melalui pembuahan internal, bersifat ovovivipar dan vivipar.
8. Hewan reptil berkloaka dengan celah berbentuk transversal atau longitudinal.
9. Semua reptil bergigi kecuali kura-kura. Perlekatan gigi-gigi itu ada yang acrodont, pleurodont, thecodont.
10. Alat pendengar, ada yang dilengkapi dengan telinga luar dan ada yang tidak.
11. Mata ada yang berkelopak dan dapat bergerak, ada pula yang kelopaknya tidak dapat bergerak serta berubah menjadi bangunan transparan.
12. Reptil jantan memiliki alat kelamin luar berupa sebuah penis atau satu pasang hemipenis.
13. Embrio memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur pada waktu menetas.
Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya. Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah. Kelas reptilia dibagi menjadi 4 Ordo:
a. Ordo Crocodylia (buaya dan alligator) : 23 spesies.
b. Ordo Rhynchocephalia (tuatra dari Selandia Baru) : 2 spesies.
c. Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenians “worm-lizards” : sekitar 7.600 spesies.
d. Ordo Testudinata (kura-kura dan penyu) : sekitar 300 spesies.
B. Habitat
Reptil bisa ditemui di semua benua kecuali Antartika, walaupun distribusi Reptil yang utama hanya di daerah tropis dan sub-tropis

C. Keanekaragaman Reptil di Gembiraloka
1. Buaya Muara (Crocodylus porosus)
Klasifikasi :
Kelas : Repitilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Subfamili : Crocodylinae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Ciri Morfologi :
1. Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya mencapai 1.000-1.200 kg. Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina lebih kecil dan pada umumnya berkisar 3 m.
2. Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengah hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain. Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik-bintik yang ditemukan di tubuh dan ekor. Pada buaya dewasa berwarna lebih gelap dengan warna abu-abu kehitaman. Pada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian perut. Ekor berwarna abu-abu.
3. Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68.
4. Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri.
5. Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput.
Makanan :
Spesies ini tergolong hewan karnivora, yakni pemakan daging. Sesuai dengan ukuran tubuhnya yang besar, buaya muara memerlukan banyak makanan. Makin besar ukuran seekor buaya muara, makin banyak pula kebutuhan makannya. Mulai dari ikan-ikanan hingga hewan mamalia seperti kancil, kambing, rusa bahkan sapi bisa masuk ke dalam perutnya.
Buaya muara berburu mangsa dengan cara yang unik, yaitu cukup dengan mengambil posisi diam bagai patung yang tak berdaya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi kamuflase untuk memperoleh mangsanya. Biasanya mangsa akan terpedaya dan sama sekali tidak menyadari bahwa ia-lah yang justru mendekati mulut buaya. Kemudian tanpa disangka-sangka ia mampu bergerak secepat kedipan mata menyambar mangsanya.
Yang paling berbahaya dari C. porosus adalah gigitannya yang sangat kokoh, sehingga dapat meremukkan tulang dari mangsanya. Gigi-gigi C. porosus umumnya adalah gigi taring yang menyebar merata di seluruh permukaan dalam mulutnya. Sehingga dengan rahang yang sangat kuat ditunjang dengan deretan gigi yang menyerupai gergaji, maka jarang ada mangsa yang dapat lolos dari gigitannya.
Habitat :
Satwa ini dapat hidup di darat, di dalam air maupun di atas pohon. Bergerak kesana-kemari dengan cara melata, baik dengan dua pasang kakinya maupun tidak sama sekali. Famili Crocodylus ini senang berpetualang dari satu habitat ke habitat lain, maka tak heran populasinya menyebar di pelosok dunia. Spesies ini tersebar di banyak negara seperti Papua Nugini, Australia Utara, Kepulauan Pasifik, Brunei, Myanmar, Kamboja, Philippina, Burma, India, Srilanka, Cina, Semenanjung Malaya, hingga Indonesia.


2. Buaya Irian (Crocodylus novaeguineae)
Klasifikasi :
Kelas : Sauropsida
Ordo : Crocodilia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Spesies : Crocodylus novaeguineae
Ciri Morfologi :
1. Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m.
2. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.
3. Bentuk umum jenis ini mirip dengan buaya muara (C. porosus), namun lebih kecil dan warna kulitnya lebih gelap.
Habitat :
Reptil yang umumnya nokturnal ini menghuni wilayah pedalaman Papua yang berair tawar, di sungai-sungai, rawa dan danau. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin, buaya ini jarang-jarang dijumpai di perairan payau, dan tak pernah ditemui di tempat di mana terdapat buaya muara.
Buaya Irian bertelur di awal musim kemarau. Rata-rata buaya betina mengeluarkan 35 butir telur, dengan jumlah maksimal sekitar 56 butir. Berat telur rata-rata 73 gram, sementara anak buaya yang baru menetas berukuran antara 26–32 cm panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan anak-anaknya hingga dapat mencari makanannya sendiri.

3. Biawak/Komodo (Varanus komodoensis)
Klasifikasi :
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Autarchoglossa
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis
Ciri Morfologi :
1. Panjang badannya sampai 3 mater dengan berat badannya mencapai 140 kg.
2. Ekornya panjang, gemuk agak pipih, sedangkan kepalanya bermoncong tidak runcing. . Ekor binatang ini merupakan alat yang ampuh untuk meroboh kan mangsanya dalam sekali serangan.
3. Lidahnya panjang, bercabang dua diujungnya dan berwarna kuning kemerah-merahan.
4. Seluruh tubuhnya kulit kera, berwarna hitam keabu-abuan. Kulit binatang ini bercorak khusus, kecuali pada biawak yang muda, kulitnya berkembang-kembang berwarna hitam kekuning-kuningan
Makanan :
Karena makanannya, binatang ini disebut pula binatang pemakan bangkai, kadang-kadang juga menyerang babi, rusa dan monyet. Daya penciuman binatang ini sangat tajam, sehingga dari jauh sudah mengetahui adanya bangkai. Penciuman ini dibantu oleh syaraf lidah yang selalu dijulur-julurkan keluar. Komodo mempunyai kanibalis, yang mana jantan dewasa yang lebih besar memangsa individu yang lebih kecil, termasuk juga anaknya turut dimangsa.
Perkembangbiakan :

Komodo berkembangbiak dengan bertelur. Telurnya sebesar telur ayam, berkulit agak lunak atau lembek dan warnanya keputih-putihan. Jumlah telurnya bisa lebih dari 10 butir yang diletakkan di celah batu atau rongga–rongga bawah tanah, sehingga kelembaban akan tetap terjaga. Telur komodo menetas setelah delapan bulan, dengan bantuan panas. Anak komodo menggunakan sebagian besar waktunya hidup di atas pohon; di situ mereka memakan serangga, telur burung dan binatang pengerat. Dengan hidup di atas pohon mereka akan terhindar dari serangan jantan dewasa yang biasanya memakan individu yang lebih kecil.
Habitat :
Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara. Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini. Mereka aktif pada siang hari, walaupun terkadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter; serta pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang. Dengan bertambahnya umur, komodo lebih menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya memanjat pohon.
Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Komodo umumnya berburu pada siang hingga sore hari, tetapi tetap berteduh selama bagian hari yang terpanas. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya. Tempat ini umumnya juga merupakan lokasi yang strategis untuk menyergap rusa.
4. Kura kura Aldabra (Geochelone gigantea)
Klasifikasi :
Kelas : Sauropsida
Ordo : Testudines
Subordo : Cryptodira
Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone
Species : Geochelone gigantea
Ciri Morfologi :
1. Memiliki cangkang cembung, pada tulang belakang tergabung ke sebuah piring kurus yang etrdapat di bawah kulit yang terpaut sehingga terbentuklah cangkang yang keras.
2. Hidung yang menyerupai hidung babi. Memiliki selaput yang berfungsi melindungi hidung dari benda asing.
3. Aktif pada pagi hari, dan menghabiskan waktunya tetap tenang. Menghabiskan waktu untuk tidur dan makan.
4. Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei.
5. Perkembangbiakannya ovovivipar
6. Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya.
Habitat :
Di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.

5. Sanca Bodo (Phyton molurus)
Klasifikasi :
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Python
Spesies : Python molurus bivittatus
Ciri Morfologi :
1. Warnanya kuning cerah dengan sebagian warna putih di bagian bawah tubuhnya.
2. Phyton Morulus bisa mencapai 17 sampai 18 kaki dan dapat mencapai berat lebih dari 200 pon.
3. Memiliki mata yang sempurna yang digunakan untuk melihat mangsa. Memiliki sisik disepanjang sisi tubuhnya.
4. Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil digunakan sebagai indra pembau.
5. Umumnya mencari makan pada malam hari.
Ciri Anatomi :
1. Kerongkongan
2. Batang tenggorokan
3. Paru-paru
4. Jantung kiri
5. Jantung kanan
6. Jantung
7. Hati
8. Lambung
9. Kantung udara
10. Gallbladder
11. Pankreas
12. Limpa
13. Usus
14. Ginjal
Habitat :
Di pepohonan. Penyebarannya dari India sampai Cina Selatan, P. Hainan; Myanmar-Thailand-Khmer-Laos-Vietnam; Kalimantan-Serawak-Sabah; Jawa-Nusa Barong, Sumbawa dan Sulawesi

6. Sanca Jaring (Phyton reculatus)
Klasifikasi :
Kelas : Reptila
Ordo : Squamata
Upaordo : Serpentes
Famili : Phythonidae
Genus : Phyton
Spesies : Phyton reticulatus
Ciri Morfologi :
1. Bentuk mulut kecil dan agak panjang.
2. Warna Cokelat dengan garis agak kuning dan hitam.
3. Memiliki sisik di bagian tubuhnya.
4. Memiliki mata yang sempurna dan digunakan untuk membantu melihat mangsa pada malam hari.
5. Panjang bisa mencapai 18 kaki dan beratnya kurang lebih 200 pound.
6. Memiliki lidah yang panjang tetapi kecil yang digunakan sebagai indra pembau.
Habitat :
Di hutan dan pepohonan. Penyebarannya meliputi daratan India muka dan Indo-Cina, Malaysia, Singapura, dan seluruh Indonesia kecuali daratan Papua.

7. Ular Kobra (Ophiophagus hannah)
Klasifikasi :
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Upaordo : Serpentes
Famili : Elapidae
Genus : Ophiophagus
Spesies : Ophiophagus hannah
Ciri Morfologi :
1. Ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya apabila merasa terganggu oleh musuhnya. Leher yang memipih dan melengkung itu serupa bentuk sendok atau irus (sendok sayur).
2. Merupakan ular berbisa terpanjang di dunia. Ukuran panjang tubuhnya bisa mencapai 5 meter.
3. Kobra Raja tidak memiliki berat lebih dari 20 kg.
4. Bisa Kobra Raja merupakan bias neurotoksin dan ular ini dapat membunuh manusia dengan sekali gigitan.
Habitat :
Di bagian selatan-timur Asia. Ia hidup di hutan yang lebat. Sedangkan Ular burik hidup di daerah danau dan sungai.



8. SANCA DARAH (Python brongersmai)
Klasifikasi :
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Phyton
Spesies : Phyton curtus
Ciri Morfologi :
1. Panjang 17 sampai 18 kaki (137-182 cm).
2. Berat mencapai 200 pon atau lebih. Sangat mungkin ular ini dapat mencapai panjang 10 kaki pada 18 bulan.
3. Burmese pythons dapat mencapai 25 tahun atau lebih.
4. Warna tubuhnya didominasi warna merah menyala dan warna oranye. Bintik-bintik berwarna hitam dan putih pada bagian perut. Pada kepala berwarna abu-abu.
Habitat :
Berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan.

2 komentar:

Dinda Dewi said...

makasih ya akhirnya aq dapat info tentang ular sanca darah

ilmu nafi'a nafilah said...

makasih yah....
b,manfaat bnget...

Post a Comment